Site icon mind.donnyreza.net

Lakukan Saja Pak Menteri!

Saya belum selesai membaca Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU-ITE). Malas sebetulnya. Akan tetapi, saya perlu tahu karena bagaimanapun saya ‘orang IT’, ditambah sekarang di tempat kerja sedang mengurusi hal yang berhubungan dengan perundang-undangan. Meskipun cuma mengurusi kulitnya saja.

Berhubungan dengan UU-ITE tersebut, manuver pertama yang dilakukan oleh pemerintah kita adalah dengan mengeluarkan kebijakan untuk menangkal situs-situs p0r170 (supaya nggak kena sensor) :setan1: . Bahkan sampai mengeluarkan perangkat lunak untuk membantu menyensor situs-situs parno tersebut. Timbul pro dan kontra :setanvsangel: . Seperti biasa. Ada yang optimis, ada yang pesimis. :balancing: ada juga yang masa bodoh :bingung: . Saya sudah pasti setuju. Niat baik perlu didukung. Bicara masalah teknis, nanti saja dulu.

Pihak yang kontra mengatakan bahwa pemerintah seharusnya jangan dulu mengurusi hal-hal ‘kecil’ semacam itu. Lebih baik urus saja masalah kemiskinan, pengangguran dan masalah lain yang ‘lebih besar’. Jadi, kasus seorang wanita diperkosa oleh 30 orang pria di Mataram setelah nonton VCD parno, yang dalam 2 hari terakhir ramai di berita-berita televisi kita adalah masalah kecil. Atau kasus seorang anak SD diperkosa oleh teman-teman sekelasnya, akibat VCD parno, juga masalah kecil. Hmmm. :bayipreman:

Masih dari pihak kontra, mereka berpendapat bahwa informasi tidak perlu disaring. Sebaiknya yang perlu dilakukan pemerintah adalah berfikir untuk memberikan edukasi dan pembinaan mental yang baik. Dengan begitu, setiap orang tahu mana yang baik dan mana yang buruk sehingga memiliki filter sendiri.

Lha, bukankah apa yang dilakukan oleh pemerintah sekarang juga sebuah edukasi? Bahwa pornografi -bagaimanapun bentuknya- tidak bisa dibenarkan. Lagipula, sekuat dan sebesar apa sih ‘lubang’ saringan yang kita miliki?! Kalau lubangnya besar-besar, sama saja bohong kalau kita gunakan untuk menyaring yang katanya ‘kecil’ itu, masih tembus juga. Kalau kurang kuat, jebol juga kan? Jadi, mengandalkan filter dalam diri saja tidak cukup.

Garbage in, Garbage out. Sebuah istilah yang sangat familiar dalam dunia pemrograman. Sederhananya, input (informasi) yang baik (benar) akan menghasilkan output yang baik (benar) pula. Juga sebaliknya, yang dimasukan sampah, keluarannya sampah juga. Orang-orang yang berkecimpung di dunia IT mestinya sangat paham. Kalau istilahnya AA Gym, “teko hanya mengeluarkan apa yang dimasukan ke dalamnya“. Komputer memang tidak sama dengan manusia. Komputer tidak punya hati sebagai filter untuk menimbang mana yang benar dan mana yang salah. Akan tetapi, hati manusia juga bisa ‘mati’ jika otak disesaki oleh informasi yang salah apalagi informasi yang termasuk ke dalam kategori sampah.

Dari sisi ekonomi, ada yang berpendapat bahwa maraknya situs-situs p0r170 tersebut juga karena banyaknya permintaan. Sayangnya, pendapat ini juga tidak sepenuhnya benar. Ada kalanya -bahkan sering- sebuah produk menjadi laku karena bagusnya branding atau marketing meskipun awalnya konsumen tidak tertarik untuk melakukan permintaan. Maraknya peredaran pornografi di Indonesia -saya kira- justru karena faktor branding dan marketing ini. Apalagi, orang Indonesia ini terkenal dengan sifat penasaran dan latah. Ada yang rame…ikut ngeramein, padahal nggak ngerti apa yang diramein.

Kalau kata Bang Napi, “kejahatan terjadi bukan hanya karena ada niat, tapi juga karena ada kesempatan“. So, inilah yang pemerintah kita lakukan. Mengurangi kesempatan itu. Perihal masih ada yang mencuri-curi kesempatan, bukan hal yang aneh lagi.

Kekhawatiran lain dengan dilakukannya bloking terhadap situs-situs p0r170 tersebut adalah akan membuka jalan untuk dibloknya informasi lain seperti politik. Disinilah kita perlu mengawal pemerintah. Jangan sampai pemerintah terlalu berlebihan dan masuk ke ranah non-pornografi. Caranya? Organisasi ke-internet-an di Indonesia kan lumayan banyak. Ada AWARI (Assosiasi Warnet Indonesia), IndoWLI, RuangKopi (loh, emang masuk? :p ), dll. Bersuaralah lewat itu, saya kira Pak Menteri akan memahami.

Itu baru non-teknis. Soal teknis, ya perlu diakui, ini adalah tantangan bagi kita, terutama para praktisi IT di Indonesia. Saya rasanya kurang setuju dengan sebagian orang yang meremehkan pemerintah kita. Memang benar bahwa hal ini akan menghabiskan biaya yang besar, sumber daya yang tidak kecil dan teknologi yang lebih canggih. Akan tetapi, itu adalah ongkos belajar, jika kemudian terbukti tidak efektif, setidaknya kita pernah berbuat salah. Daripada tidak pernah berbuat salah, kita tidak akan pernah belajar. Saya pikir, akan lebih besar lagi uang yang terbuang percuma hanya gara-gara mengakses situs parno. Bikin ‘macet’ bandwidth pula. :setanngambek:

Jadi daripada bersikap pesimis, bukankah lebih baik jika kita membantu pemerintah dalam hal ini? Daripada sekedar berbicara,”mustahil, sistem yang dibangun pasti jebol…“. Well, itu benar, tapi itu sebuah tantangan kan bagi anda-anda yang merasa paham networking? Atau, jangan-jangan, saking mengertinya makanya berbicara seperti itu? Saya pun mengerti bahwa tidak ada sistem yang 100% aman, tidak mungkin 100% situs seperti itu kena bloking. Pemerintah pun pasti paham soal ini, tapi setidaknya kita bisa meminimalisir hal-hal semacam itu. Barangkali om Andri bisa berbicara lebih banyak soal teknis?!

Kalau kita menyikapi secara berbeda, mungkin Pak Nuh selaku Menkominfo secara tidak langsung ingin berkata seperti ini, “kami ingin menyensor situs-situs pornografi, tapi kami sadar bahwa itu bukan pekerjaan yang mudah. Jadi bagi anda-anda yang mengerti, tolong bantu kami dengan skill anda, dengan pikiran anda, demi kemajuan bangsa Indonesia….”. Halah!

Jangan diartikan bahwa saya dan orang yang mendukung langkah pemerintah sebagai orang-orang yang “sok suci”. Kata-kata yang selalu digunakan untuk ‘menyerang’ orang-orang yang mengajak kebaikan. Padahal, jujur saja, tidak ada pikiran bahwa saya adalah “orang suci”. Tidak sama sekali. Justru karena saya sudah sangat muak dengan kesalahan-kesalahan yang saya lakukan, saya ingin mengajak anda untuk menemani saya bersama-sama berjalan ke arah yang lebih baik. Itu saja.

Jadi, lakukan saja Pak Menteri!! I support U. Btw, Pak Menteri, blog saya jangan diblok ya?! Halah!

C 1 H 3 U L 4 17 6. 290308. 05.30.

loading...
Exit mobile version