Seperti yang telah saya ceritakan dalam tulisan terdahulu, saya terlibat dalam penulisan buku sebagai kontributor. Saya tidak menduga bahwa ternyata penjualan buku tersebut mencapai angka 10000 dalam enam bulan pertama. Subhanallah.
Yup, buku Istikharah Cinta ternyata berdampak luar biasa terhadap pembacanya. Beberapa fakta yang cukup mengejutkan bagi saya antara lain: buku tersebut tercatat sebagai Buku Laris Juni 2008 yang tercatat di 29 Toko Buku Gramedia di Pulau Jawa, Bali, Sulawesi, Kalimantan, Irian Jaya, Timor, dan Sumatera, dalam kategori panduan. Juga adanya rencana untuk dialihbahasakan ke dalam bahasa Melayu dan diterbitkan di Malaysia.
Saya sendiri belum pernah melihat cover terbaru, akan tetapi Oci mengatakan bahwa dia memiliki buku tersebut yang sudah berlabel “Best Seller“. Barangkali karena itulah, Kang Shodiq sebagai penulis utama buku tersebut saat ini sedang sibuk berkeliling di beberapa kota untuk melakukan Road Show terkait buku tersebut.
Berdasarkan informasi via email, dalam beberapa hari ke depan, Tasikmalaya dan Bandung akan dikunjungi oleh beliau. Untuk Tasikmalaya sedianya acara Road Show akan dilangsungkan di Gramedia Tasik, Sabtu, Tanggal 20 September 2008, Jam 15.30. Sementara di Kota Bandung, kegiatan Road Show akan diadakan di Radio Ardan jam 9 pagi, serta di Gramedia Merdeka jam 15.30, hari Ahad, tanggal 21 September 2008. Hmm, dekat dengan RepublikKuliner milik juragan Agah. Tapi, sang juragan bisa datang nggak ya? *ngelirik agah, nodong pake sendal jepit*
Saya sendiri sudah berencana untuk datang pada acara yang dilaksanakan di Gramedia Merdeka. Insya Allah. Jadi penonton saja. Mudah-mudahan anda juga bisa datang. 😉 Akan tetapi, setelah acara tersebut selesai, saya harus ‘kabur’ lagi menghadiri kegiatan buka puasa bersama, dimana saya menjadi penanggungjawab kegiatan tersebut. Tidak sabar rasanya bertemu Kang Shoddiq untuk bersilaturahim. Kesempatan yang langka. Ingin rasanya menjamu beliau layaknya tamu agung dan meminta juragan Agah untuk mentraktir beliau di RepublikKuliner. Hehe. Apa daya, waktu saya di hari tersebut tidak terlalu luang. Maafkan saya, kang Shodiq.